Semakin dewasa, rasanya semakin sulit untuk bahagia. Semakin banyak keinginan yang seakan-akan harus dipenuhi dan semakin butuh alasan untuk bahagia. Di tengah hiruk pikuknya kehidupan, kita sibuk mencari cara untuk bahagia. Ternyata kita tidak perlu mencari terlalu jauh, orang-orang di masa lalu khususnya kaum Stoic yang hidup di kota Athena, Yunani pada abad ke-3 SM telah mengajarkan hal yang indah. Filosofi hidup mereka mengajarkan kita bagaimana menjalani hidup agar tetap bahagia.
Apakah kamu bahagia? Kebanyakan orang merasa hidupnya baru bahagia apabila memiliki sesuatu atau berada dalam kondisi tertentu di masa depan. Padahal, kebahagiaan adalah sebuah pilihan yang muncul atas rasa syukur dan kepuasan hati atas kehidupan yang dijalani saat ini. Seorang biksu dari Australia sekaligus penulis buku trilogi bestseller “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya”, Ajahn Brahm, kembali datang ke Indonesia untuk memberikan cerita-cerita inspiratif untuk mengingatkan kita tentang hal-hal sederhana yang mampu membuat kita bahagia.
Bahagia. Sebagian orang menghabiskan hidupnya hanya untuk mencari kebahagiaan. Sebagian lainnya, merasa hidupnya menderita. Dan yang lainnya, sudah menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Pada dasarnya, semua orang pasti ingin bahagia! Itu alasannya kenapa lebih dari 2.500 orang (termasuk saya) berkumpul untuk mendengar talk show Ajahn Brahm: Hello Happiness, di The Palm, Mal Taman Palem, beberapa waktu lalu. Setelah dipaparkan oleh Ajahn Brahm, ‘resep’ untuk bahagia sebenarnya sederhana. Namun, terkadang hal yang sederhana adalah hal yang paling sering kita lupakan.