
Dalam dunia kerja, karyawan yang masuk dan keluar dari sebuah perusahaan adalah hal yang wajar. Setiap orang yang ingin mengembangkan karirnya, pasti akan mengalami yang namanya pindah kerja. Walaupun begitu, sebagian besar perpisahan tetap saja disertai kesedihan dan butuh waktu untuk menerimanya. Saya mengartikan perpisahan sebagai perubahan kebiasaan, dari yang biasa bertemu, bertukar pikiran, bercanda, kemudian ketika masanya telah usai kebiasaan itu tidak akan menjadi bagian dari keseharian kita lagi.
Lingkungan kerja yang kondusif, pertemanan yang ‘gila’, hal-hal itulah yang membuat kita terlalu nyaman dalam lingkungan kantor. Namun, saya percaya, selama masih muda, kita harus mengerti bahwa kita harus berjuang untuk diri kita sendiri. Jangan takut melangkah kemanapun, jangan takut kehilangan siapapun. Keluar dari zona nyaman memang merupakan hal yang menakutkan. Tapi, apabila kamu bertahan hanya karena takut dunia luar, ketika memasuki usia yang lebih tua, kamu akan menyesali pilihan-pilihan yang tidak kamu ambil ketika kamu muda.
People come and go, but the memories will stay forever
Bagi pihak yang ditinggalkan, pasti ada rasa kehilangan yang sangat besar. Pribadi yang sudah kita kenal dekat, seketika akan digantikan posisinya dengan orang lain. Kita harus mulai menerima dan menyesuaikan dengan orang yang baru. Hal yang paling memberatkan adalah kehilangan rasa kebersamaan dan kedekatan yang selama ini sudah terbangun dalam hal pekerjaan maupun kehidupan personal. Membayangkan perpisahan di depan mata rasanya pasti sedih.
Saya percaya, ketika ada pertemuan, maka kita juga harus bisa menerima datangnya perpisahan. Kita harus berlapang dada dan memberikan dukungan penuh kepada rekan yang memutuskan untuk pindah karena keputusan itu pasti sudah dipikirkan berulang-ulang kali. Selama rekan kerja kita bahagia, kita juga harus bahagia atas keputusan yang diambilnya. Pada akhirnya, hanya doa kita yang akan menyertai mereka. Good luck, see you on top!
I won’t say goodbye, but i will say,’till we meet again!’ – Oprah Winfrey
Saya juga punya pengalaman yang sama dan memaknai dengan sikap yang sama juga. Dulu orang tua saya selalu menasihati kalau berteman dikantor jangan terlalu dekat. Atau kalau berteman dikantor hati-hati. Tidak semua orang dikantor bisa dipercaya. Barangkali hal itu memang benar. Dan seringkali kita akan bertemu dengan para penjilat, tukang hasut, tukang fitnah, anak kesayangan dan lain sebagainya. Namun akan selalu ada sahabat-sahabat istimewa yang memiliki karakter istimewa dan tulus dalam persahabatan. Langka memang, tapi abadi untuk dikenang.
SukaSuka
nice sharing! ๐
SukaSuka
saya yang pernah meninggalkan perusahaan, karena memang ingin dan satu lagi memang dibawah standar kerja, ada perasaan “sakitnya tuh disini” hehe, tapi lama2 ya biarlah. ๐ we are come and go everytime everyday ๐
SukaSuka
Terima kasih sharingnya, mas! Sukses ya atas pilihannya sekarang! ๐
SukaSuka
kalau saya pasti merasa canggung dengan orang yang baru. ingatnya orang yang lama mulu karena memang sifat saya yang pendiam.
SukaSuka
Awalnya mungkin seperti itu, tapi pelan-pelan juga bisa cair kok, apabila cocok, ๐
SukaSuka
Menurutku walaupun gak sekantor, persahabatan tetap bisa terjalin. Terus terang aku tipikal yang susah dapat teman di kantor, mungkin karena terlalu asyik sama kehidupan social media dan teman-teman di luar kantor sehingga sering menolak ajakan nongkrong bareng seusai ngantor. Ya habis tiap hari ketemu masa malemnya ketemu lagi. =))))
Tapi untung ada social media, jadi sampai sekarang masih tetap bisa komunikasi dengan mereka. ๐
SukaSuka
Iya betul banget, aku juga sering bikin meet up sama temen kantor lama. Padahal dulu jarang banget jalan bareng after office hour. Hahahaha.
SukaSuka
Giliran udah resign malah hang out bareng =)))
SukaSuka
Betul. ๐
SukaSuka