Pada awal film, latar yang diangkat adalah soal kerusuhan tahun 1998. Sekilas kenangan buruk masa lalu muncul kembali di ingatan saya ketika adegan demi adegan muncul. Saat itu, khususnya di Jakarta, etnis non pribumi berbondong – bondong melarikan diri dari Indonesia salah satunya yaitu Merry dan keluarga, meninggalkan rumah mereka dengan papan nama bertuliskan “MILIK PRIBUMI” untuk menghindari penjarahan. Dalam perjalanan menuju bandara, sebagai upaya keselamatan Merry dan keluarga juga terpaksa membayar mahal demi menumpangi mobil ambulans untuk mencegah pencegatan dan penjarahan di jalan. Saya pun merinding melihat adegan tersebut.
Di film ini, saya juga menangkap adanya ‘sentilan’ untuk sistem pendidikan di Indonesia. ‘Sentilan’ ini dengan sangat baik digambarkan ketika Irene berkata,”Singapura tergolong negara yang cukup toleransi soal pendidikan. Buktinya mereka memberikan pinjaman untuk siswa, bahkan buat kita yang warga negara asing. Coba kalau di Indonesia?” Untuk di Indonesia sendiri, pinjaman siswa (student loan) memang masih asing, saat ini baru ada dua yayasan yang berkomitmen pada program tersebut yaitu Putera Sampoerna Foundation (PSF) dan Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) Cilacap. Padahal dengan model pembiayaan dengan cara mahasiswa membayar uang kuliahnya ketika dia lulus atau sudah mulai bekerja, pastinya akan meningkatkan jumlah sarjana dan kualitas SDM di Indonesia.
I might be not the strongest nor the smartest, but i’m the most persistent – Merry Riana
Kehidupan yang berat dan sulitnya mencari kerja, membuat Merry terjerumus dalam investasi bodong. Merry tergiur dengan imbal hasil yang ditawarkan oleh investasi tersebut dan kemudian berusaha merekrut orang lain untuk ikut berinvestasi. Namun sayangnya, investasi bodong itu penipuan. Merry tertipu, uangnya dibawa kabur oleh sang pemilik investasi. Padahal, uang tersebut merupakan uang satu – satunya yang dimiliki Merry setelah menjual laptop ayahnya. Di momen terburuk itulah, akhirnya Merry mulai mencoba bermain di pasar saham, hingga akhirnya sukses menghasilkan satu juta dolar di umur 26 tahun.
Film ini sangat inspiratif dan memberi pelajaran mengenai banyak hal. Dan memang benar, ketika kita bekerja keras untuk sukses dan bahagia, maka kita akan mulai menghitung dan menilai apapun dengan uang. Terkadang kita lupa, sukses dan bahagia tidak selamanya bisa dihitung. Sukses dan bahagia bisa saja berarti membuat orang lain bahagia atau membagi kebahagiaan yang kita miliki. Bekerja keraslah namun jangan lupakan hal – hal yang berharga dalam hidupmu.
Sometimes we win, sometimes we lose. Don’t be sad, that’s life by the way.
Jadi pengen nonton. Aku gak baca bukunya sih tapi banyak yang bilang film ini sangat menginspirasi. 😀
SukaSuka
Iya, keren banget filmnya. Screenplay-nya juga bagus. Yang paling kagum itu sama sifatnya Merry Riana yang gak pernah nyerah. Salut banget. Recomended! 😀
SukaSuka