
Ide adalah sesuatu yang abstrak. Saking abstraknya, kita hingga saat ini tidak tahu sumbernya darimana. Yang jelas: datangnya bukan dari layar komputer! Ketika kamu duduk di depan layar komputer sambil memandangi microsoft word dengan kertas A4 berspasi 1,5 dan huruf Times New Roman 12 pts, berpikir kreatif menjadi sebuah beban bagimu. Dan semakin lama kamu memandanginya, entah mengapa tidak ada satupun ide yang muncul.
Komputer sangat bagus untuk meng-edit ide – idemu, juga untuk mempersiapkannya sebelum dipublikasikan, tetapi tidak cocok untuk memancing gagasan. Terlalu besar kemungkinan untuk memencet tombol delete. Karena, sejatinya komputer memunculkan sisi perfeksionis yang rewel dalam diri kita – ide yang belum ada pun sudah kita edit. Kartunis Tom Gauld mengaku menjauhi komputernya sampai dia selesai merenungkan hampir seluruh kartun stripnya. Sebab, begitu komputer dibawa – bawa, “Segalanya mustahil bisa selesai, sedangkan di buku sketsaku, kemungkinan sangat luas.”
“Kita tidak tahu darimana datangnya ide. Yang kita tahu, asalnya bukan dari laptop kita,” – John Cleese
Cara menemukan ide yang paling sederhana adalah: nikmati saat – saat bersantai. Pergilah. Jalan – jalan. Selain itu, nikmati juga saat kamu bosan. Orang – orang kreatif butuh waktu untuk duduk tanpa melakukan apapun, seperti memandangi satu titik selama mungkin, melamun atau melihat ke luar jendela. Apabila kamu menemukan sesuatu, tulis semuanya di buku catatan, itu yang disebut dengan “coret – coret produktif”. Kemudian, kembalilah ke layar komputer dan susun idemu disana!
Begitulah prosesnya: dimulai dengan “coret – coret produktif”, lalu dengan komputer, “coret – coret”, komputer. Berseling antara manual dan digital. Begitu mendapat ide, kamu bisa pindah ke pojok digital. Gunakan komputer untuk melaksanakan dan menyebarluaskan gagasanmu. Ketika pikiran buntu, kembalilah ke pojok manual lalu “bermain”. Have fun!
Tulisan ini disarikan dari buku: Steal Like an Artist. 2012. Austin Kleon. Penerbit buku: Noura Books.