Tahun baru biasanya identik dengan orang – orang mulai membuat serangkaian daftar mengenai apa yang ingin dia lakukan sepanjang tahun. Ada yang ingin mulai nge-gym, nabung, cari kerjaan baru, menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga dan sebagainya. Bahkan, di salah satu stasiun radio, saya mendengar penyiarnya tidak lagi menyebut resolusi melainkan REVOLUSI! Iya, REVOLUSI! Mungkin penyiarnya sudah capek membuat daftar panjang tapi berakhir hanya sedikit yang dilakukan karena resolusi bersifat santai sepanjang tahun sedangkan REVOLUSI membutuhkan perubahan instan dan cepat.
Kalau dilihat dari sejarahnya sendiri, tahun baru pertama kali dirayakan saat jaman Romawi kuno. Perayaan ini bertujuan untuk memperbaharui hubungan antara rakyat, negara, dan para dewa. Pada tradisi Romawi, orang-orang akan bertukaran buah-buahan dan madu, mendoakan satu sama lain untuk setahun ke depan. Pada hari itu, pengadilan hanya bekerja di pagi hari, jadi mereka memiliki liburan selama setengah hari. Selain itu, pada 1 Januari bangsa Romawi merayakan bentuk syukur kepada dewa pertanian Janus yang memiliki dua wajah, satu wajah melihat ke masa lalu dan satu lagi melihat ke masa depan. Sumber: National Geographic
Saya pribadi memilih untuk tidak membuat serangkaian daftar apa yang ingin saya lakukan sepanjang tahun. Saya memilih untuk melanjutkan apa yang belum tercapai di tahun 2013. Bagi saya, sungguh aneh rasanya apabila membuat daftar baru tapi daftar lama masih belum dikerjakan. Beberapa hal yang ingin saya lanjutkan: lebih rutin untuk olahraga (nge-gym 4x seminggu dan lari 2x seminggu) dan mulai rutin nabung untuk liburan. Yak, betul.. Liburan! Yippie!
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu membuat resolusi baru atau melanjutkan resolusi yang belum tercapai?